Bank Indonesia Disarankan Tumpuk Emas
Rabu, 17 Agustus 2011 | 20:29 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta -Pengamat ekonomi Aviliani menyatakan, sudah saatnya bagi Bank Indonesia untuk mempertimbangkan pencadangan devisa dalam bentuk komoditas emas. Alasannya, nilai dolar AS diramalkan turun.
Ini karena kondisi perekonomian Amerika Serikat dianggap belum stabil. "Masalah utang itu tidak akan selesai," ujar Avi saat dihubungi Tempo, Rabu, 17 Agustus 2011.
Meski, Gedung Putih dan Kongres AS telah sepakat menaikkan batas utang maksimum sebesar US$ 2,4 triliun. Utang maksimum AS saat ini sebesar US$ 14,3 triliun. Sehingga batas utang membengkak menjadi US$ 16,5 triliun.
Tapi saat bantuan tersebut digelontorkan, dana malah habis. "Sehingga tidak ada penyelesesainnya. Dan pasarnya turun," ujar Avi. Ia memperkirakan, perekonomian AS akan terkoreksi tiga bulan lagi. "Nanti mereka minta dana talangan lagi," katanya.
Avi menambahkan, praktek pencadangan devisa dengan komoditas emas bukan hal yang baru bagi Indonesia dan bank sentral di seluruh dunia. Sebelum tahun 1944, percetakan uang selalu dikaitkan dengan cadangan emas. Saat itu, uang berfungsi sebagai alat tukar, bukan komoditas.
Tapi setelah tahun 1944, tren ini berubah. "Mereka terus menyepakati uang mata dunia itu dolar AS karena Amerika dianggap negara adikuasa," katanya.
Dalam penelusuran Tempo, Presiden Amerika Richard Nixon membuat terobosan baru. Yakni mengganti mengkonversi cadangan devisa dari emas ke mata uang pada 1971.
USD bersertifikat setara dengan Emas
Tanda sertifikat itu telah hilang, selamat kini anda hanya memegang kertas!!!
Sekarang, kata Avi, negara yang mata uangnya menjadi acuan telah kolaps. Jadi, Bank Indonesia seharusnya perlu melakukan langkah-langkah untuk mengurangi efek valuasi dolar.
Deputi Gubernur Bank Indonesia Bidang Kebijakan Moneter Hartadi A. Sarwono menuturkan, isu pembelian atau pemborongan emas oleh bank sentral sangat sensitif. Karena bisa berdampak buruk pada harga emas di pasar. Bank Indonesia belum bisa memberi ketegasan soal ini.
Tapi pihaknya mengakui, dunia sedang prihatin dengan kecenderungan pelemahan dolar AS ini. "Karena mereka tahu dalam jangka panjang akan sulit buat Amerika Serikat membuat anggarannya kembali normal setelah defisit yang sangat besar," kata Hartadi. Sehingga, pelemahan dolar AS diramalkan akan terjadi dalam waktu panjang.
Bahkan di forum G-20, ihwal pelemahan dolar AS menjadi pembicaraan yang cukup hangat. "Di forum G-20 dibicarakan bagaimana mengubah sistem moneter dunia. Sebagian lari ke emas," ujar Hartadi. Tapi sayangnya, pasokan emas semakin terbatas dan harganya terus meningkat.
Seperti dilansir dari kantor berita Reuters yang merangkum laporan bulanan Dana Moneter Internasional (IMF), bank sentral di Thailand, Rusia, dan Kazakhstan menambah cadangan emas mereka sejak dua bulan yang lalu.
Data IMF menunjukkan, cadangan emas bank sentral Thailand bertambah sebanyak 18,66 ton pada Juni 2011. Sehingga total jumlah cadangan emasnya mencapai 127,524 ton. Bank sentral Korea juga menyatakan membeli emas untuk pertama kalinya dalam 10 tahun terakhir pada Juni dan Juli lalu.
Sementara itu, untuk wacana pencadangan devisa dengan mata uang Yuan, masih belum bisa direalisasikan. "Karena Yuan belum diperdagangkan secara internasional," katanya. Sementara itu, mata uang Yuan masih harus bersaing dengan mata uang Euro dan Swiss Franc yang dinilai lebih tinggi valuasinya.
FEBRIANA FIRDAUS
Saatnya Sujud Syukur ke hadirat Illahi Rabbi, karena Petunjuk itu telah datang
Sungguh segala sesuatu itu mengandung Ilmu bagi mereka yang ingin berfikir
Lihat juga Kahfi Ayat 19
sebuah kisah dalam Qur'an dimana para pemuda kahfi dibangunkan oleh Allah SWT dari tidur panjangnya kemudian mereka pergi kepasar membawa Uang Dirhamnya
satu petunjuk dalam dimana kita tahu bahwa Dirham adalah "Saudara sepupunya" Dinar
dan dinar itu adalah Emas
pertanyaanya sekarang, Sudahkan Anda memilikinya?????
Presentasi lebih lanjut, kami menerima undangan Presentasi di Instansi Bapak dan Ibu
audience minimum 25 Orang, Free untuk Wilayah JABODETABEK
Hub. Tony 085 820 877 899 / 0813 10 112 168
or Email Tonydgoldsniper@Gmail.com
Gold Zero Inflation Effect







Tidak ada komentar:
Posting Komentar